Peninggalan Kerajaan Kutai

Posted on

Peninggalan Kerajaan Kutai (Martadipura Dan Kartanagara)Kerajaan Kutai merupakan kerajaan pertama dan tertua bercorak Hindu di Indonesia. Mari simak penjelasan berikut untuk mengetahui lebih dalam.

Peninggalan Kerajaan Kutai
Peninggalan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai adalah kerajaan yang memiliki corak Hindu di Nusantara yang mempunyai bukti sejarah tertua. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-4.

Kerajaan kutai berdiri di Muara Kaman, Kalimantan Timur, berada di hulu sungai Mahakam. Kerajaan ini dinamai kerajaan Kutai oleh para ahli karena kata kutai diambil dari nama lokasi ditemukannya prasasti yang memperlihatkan keberadaan kerajaan kutai.

Walaupun Kerajaan Kutai mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Kerajaan ini memiliki beberapa peninggalan yang masih ada sampai sekarang. Namun ada beberapa yang sudah tidak utuh.

Dari akulturasi itu terbentuklah peninggalan sejarah yang berasal dari penggabungan kebudayaan islam dan hindu. Penggabungan dari kedua budaya itu akan dibahas dalam kesempatan kali ini. Untuk lebih jelasnya, berikut ini  peninggalan-peninggalan sejarah dari Kerajaan Kutai :

1. Kalung Ciwa

Kalung Ciwa adalah peninggalan sejarah kerajaan Kutai yang terbuat dari emas. Kalung Ciwa ditemukan penduduk pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Ditemukan pada tahun 1890 oleh seorang penduduk yang tinggal di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman.

Penduduk kalung ini diberikan kepada sultan, yang kemudian dijadikan perhiasan oleh sultan. Kalung Ciwa ini hingga saat ini masih dipakai sebagai aksesoris dan perhiasan milik kerajaan dan digunakan oleh sultan saat diadakan pesta penobatan sultan baru.

2. Ketopong Sultan

Ketapong sultan
Ketapong sultan

Ketompong atau mahkota sultan kerajaan kutai adalah mahkota milik sultan yang tebuat dari emas. Mahkota ini pernah dipakai oleh Sultan Aji Muhamad Sulaiman pada tahun 1845-1899. Terbuat dari emas dan batu permata ,ketopong atau mahkota yang dikenakan Sultan Kutai Kartanegara.

Ketopong ini berbentuk sebuah mahkota brunjungan dan pada bagian muka berbentuk meru bertingkat. Ketopong juga dihiasi dengan motif spiral yang digabungkan dengan motif sulur. Hiasan pada bagian belakang ketopong berbentuk seperti burung garuda mungkur yang berhiaskan motif bunga, burung dan kijang.

Penulis dan penjelajah bernama Carl Bock menuliskan dalam bukunya yang berjudul “ The Head Hunters Of Borneo” menuliskan bahwa Sultan Aji Muhammad Sulaiman memiliki 6 sampai 8 orang pengukir emas yang diperkerjakan secara khusus untuk membuat barang-barang yang diukiran dari emas dan perak untuk Sultan.

Ketopong yang asli mempunyai berat hampir 2 kilogram yang saat ini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Sementara yang ada di Museum Mulawarman, Tenggarong, Kalimantan Timur, hanya tersimpan duplikasi dari ketopong yang asli.

3. Prastasti Mulawarman

Prasasti Mulawarman terdiri dari 7 buah Yupa. Yupa merupakan tugu peninggalan dari kerajaan Kutai yang menyimbolkan tentang peristiwa persembahan sapi kepada Brahmana oleh Raja Mulawarman dan untuk mengenang jasa-jasa raja Mulawarman.

Prasasti Mulawarman ini ditemukan didekat hilir sungai Muara Kaman, Kalimantan Timur yang disepakati oleh para ahli sejarah bahwa prasasti Mulawarman telah ada dari abad ke 5 M. Dikatakan dari abad ke 5 Masehi disebabkan oleh jenis huruf yang dipakai pada prasasti Mulawarman sama dengan yang dipakai di India pada abad ke 4 masehi.

Jenis huruf yang dipakai yaitu huruf kuno palawa. 7 yupa yang ditemukan memiliki arti sebagai bentuk untuk memperingati jasa para raja Mulawarman terhadap kaum Brahmana. Namun dari 7 buah Yupa yang ditemukan, hanya 4 Yupa saja yang bisa diterjemahkan. Hal ini disebabkan oleh 3 dari 7 yupa ditemukan dalam kondisi yang kurang baik sehingga aksara yang tertulis dalam Yupa tidak dapat terbaca.

4. Kalung Uncal

Kalung Uncal adalah Salah satu pusaka Kerajaan Kutai yaitu kalung berbentuk buklat yang panjangnya sampai  9 cm terbuat dari emas muda. Pada kalung ini terdapat ukiran Dewi Sinta dan Sri Rama sedang memanah babi, pada bagian kalung juga terdapat empat buah bulatan yang dua diantaranya berhiaskan dari permata. Kalung uncal ini dipakai untuk menentukan sah atau tidaknya pelantikan dari seorang sultan dari kerajaan Kutai.

Seorang Raja Kutai hanya dapat menggunakannya dua kali selama hidupnya. Kalung uncal ini digunakan yakni pada waktu penobatan dan pada waktu pernikahan sultan kerajaan kutai saja, selain daripada sultan tidak ada seorang pun yang boleh menggunakannya bahkan pangeran saja tidak diperbolehkan. Mengeluarkan kalung uncal dari tempat penyimpanan juga harus dilakukan proses ritual tertentu seperti membakar menyan dan membaca mantra atau disebut basawai.

Benda ini sangat langka karena hanya terdapat dua buah saja di seluruh dunia yaitu di India dan Museum Mulawarman.Konon kalung uncal ini berasal dari India dan hanya ada sepasang di dunia ini.Sebab dahulu dipercaya kalung ini dimiliki satu punya Sri Rama, satunya punya Dewi Shinta.

5. Kura-Kura Emas

Kura-kura emas merupakan peninggalan Kerajaan Kutai yang sangat unik, yakni benda berbentuk kura-kura yang berwarna emas. Benda ini ditemukan di daerah sekitar Long Lalang yang merupakan daerah didekat hulu  Sungai Mahakam.

Kura-kura emas dipakai sebagai persembahan oleh seorang pangeran dari kerajaan China kepada seorang Putri dari kerajaan Kutai. Kura kura emas ini sekarang masih ada dan disimpan di Museum Mulawarman dengan ukurang kurang lebih setengah kepalan tangan.

6. Tali Juwita

Tali juwita adalah peninggalan dari kerajaan kutai yang memiliki simbol dari 7 muara dan 3 anak sungai yang dimiliki sungai mahakam. Tali juwita terbuat dari benang yang sebanyak 21 helai dan biasanya dipakai dalam upacara tradisi Bepelas. Tradisi Bapelas merupakan tradisi yang masih berhubungan dengan festival Erau yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat.

7. Keris Bukit

Keris bukit kang adalah keris yang dipakai oleh Permaisuri Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan dari legenda, permaisuri Aji Putri Karang Melenu adalah putri yang ditemukan dalam gong yang hanyut di sungai yang ada dibawah balai bambu.

Dalam gong tersebut, selain ada seorang perempuan, di dalamnya  terdapat juga sebuah telur ayam dan sebuah keris,dan keris itu diberi nama Keris Bukit Kang.Nama keris ini jadi tidak berhubungan dengan bukit yang tinggi . Tapi ini merupakan peninggalan yang sangat berharga karena merupakan peninggalan dari permaisuri pertama dari Kerajaan Kutai Kartanagara.

Demikian penjelasan tentang peninggalan kerajaan Kutai semoga bermanfaat untuk anda. Dan bisa dijadikan bahan referensi bacaan anda. Terima kasih telah mengunjungi website kami. Baca juga artikel dibawah ini: