Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Posted on

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya – Kali ini yuksinau.co.id akan membahas mengenai peninggalan Kerajaan Sriwijaya, tidak hanya itu kami juga akan membahas mengenai sejarah, nama-nama Raja, aspek kehidupan, struktur pemerintahan, masa kejayaan, masa keruntuhan, beserta peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Simak ulasan lengkap nya di bawah ini.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha yang berada di wilayah kepulauan Sumatera, Palembang Indonesia. Sriwijaya berdiri sejak tahun 683 M sampai dengan 1025 M.

Kerajaan Sriwijaya pernah menguasai nusantara sampai 342 tahun dan daerah yang di miliki Sriwijaya yaitu Pulau Jawa dan Sumatera, selain itu juga ada negara lain yaitu Kamboja, Semenanjung Malaya, Vietnam, Filiphina dan Thailand.

Sriwijaya juga berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni Sri yang arti nya bercahaya dan Wijaya yang arti nya kemenangan. Jadi bisa di artikan Sriwijaya merupakan kemenangan yang bercahaya terang. Pada abad 9 hingga abad 10, Sriwijaya dapat menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara.

Raja-Raja Kerajaan Sriwijaya

Berikut ini nama-nama Raja yang pernah memiliki kekuasaan atau kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya

NoNama Raja-Raja Masa Kejayaan
1Raja Daputra Hyangpada tahun 671 M
2Raja Rudra Vikramanpada tahun 728 M
3Raja Sri Indrawarmanpada tahun 708 M
4Raja Sri Maharajapada tahun 775 M
5Raja Rakai Panangkaranpada tahun 778 M
6Raja Samaragrawirapada tahun 782 M
7Raja Samaratunggapada tahun 792 M
8Raja Balaputradewapada tahun 856 M

Aspek Kehidupan Kerajaan Sriwijaya

Agama dan Sosial Budaya

Sriwijaya merupakan kerajaan yang memiliki pusat Agama Buddha dan Sriwijaya juga mempunyai keterkaitan untuk membuat para penziarah ataupun pelajar dari berbagai negara di Asia.

Salah satu nya yaitu I Tsing ialah pendeta yang berasal dari Tiongkok yang sudah menjalankan suatu ekspansi di wilayah Pulau Sumatera ketika melakukan perjalanan belajar nya di suatu universitas Nalanda India tahun 671 sampai dengan tahun 695.

Pada saat mengunjungi Kerajaan, ia membuat laporan bahwa Kerajaan Sriwijaya merupakan rumah para sarjana Buddha. Jadi sudah tidak heran jika Kerajaan tersebut merupakan sebagai pusat pengajaran Agama Buddha di Asia Tenggara.

Bukan hanya kehidupan agama, kehidupan budaya yang di miliki Kerajaan Sriwijaya sudah dipengaruhi oleh budaya India. Kemudian agama Hindu dengan diikuti agama Buddha yang meluas secara besar di wilayah Pulau Sumatera.

Kemampuan sebagian raja-raja Sriwijaya yang sudah menguasai Kepulauan Melayu yang di lalui sebuah perdagangan pada abad ke-7 hingga abad ke-9 bahkan mempengaruhi kebudayaan Melayu beserta bahasa di daerah Nusantara.

Selain itu, seorang sarjana Buddha yang berasal dari Benggala bernama Atisha muncul pada abad ke-11. Ia adalah sarjana Buddha yang terpengaruh ke dalam perkembangan Buddha Vajrayana yang berada di Tibet.

Selain itu, wisatawan yang mengunjungi Kerajaan ini membenarkan bahwa koin emas dapat di pergunakan untuk kegiatan jual beli di wilayah pesisir kerajaan.

Pada saat orang Arab mulai mengunjungi wilayah Kerajaan Sriwijaya, inilah hal yang membuat Raja Sri Indrawarman sampai memeluk agama Islam pada tahun 718 M. Jadi masyarakat sosial yang berada pada Kerajaan Sriwijaya terdiri dari muslim dan Buddha .

Perkembangan agama Islam semakin luas di Sriwijaya kemudian sering kali raja Sriwijaya mengirimkan sebuah pesan kepada khalifah Islam yang berada di Suriah untuk mengantarkan da’I ke dalam istana Sriwijaya. Pesan tersebut di sampaikan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada tahun 717 M hingga 720M

Politik Kerajaan Sriwijaya

Politik Kerajaan Sriwijaya mempunyai pengaruh yang sangat besar. Bahkan untuk memperkuat keadaan nya dalam menguasai daerah di Asia Tenggara, Sriwijaya mampu melakukan hubungan diplomasi oleh kekaisaran China. Selain itu, hubungan diplomasi terlaksana sangat baik dengan membuktikan dengan mengirimkan orang untuk memberikan uang.

Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yaitu Kerajaan Khmer. Sriwijaya juga menguasai kerajaan, sejak kerajaan tersebut berdiri. Sriwijaya juga sangat berpengaruh terhadap para sejarawan yang membangun pagoda Borom. Bangunan yang mempunyai arsitektur Sriwijaya.

Bahkan, Sriwijaya mempunyai hubungan yang sangat baik dengan sebagian kerajaan lain yang meliputi Kerajaan Pala berasal dari Benggala. Dengan dibuktikan sebuah catatan pesan dari Prasasti Nalanda dan Raja Balaputra Dewa memberikan sebuah piara kepada Universitas Nalanda.

Kehidupan politik dari Kerajaan Sriwijaya mempunyai hubungan yang baik dengan sebagian Kerajaan dan negara seperti Dinasti Chola yang berasal dari Selat India di catat ke dalam sebuah Prasasti Leiden. Bahkan di catat oleh Raja Sriwijaya yang mendirikan sebuah Vihara disebut dengan Vihara Culamanivarmma. Selain itu, Rajendra Chola I di angka tahta nya dan hubungan di antara Chola dan Sriwijaya menjadi tidak baik. Kejadian ini terjadi pada masa pemerintahan Balaputra Dewa pada abad ke-11.

Selain itu, masa pemerintahan Kulothunga Chola I, hubungan di antara 2 kerajaan mulai membaik. Raja Sriwijaya yang berada di Kadaram mengirim utusan yang bertujuan untuk meminta ikrar dari pemberitahuaan pembebasan cukai yang berada di wilayah Vihara Culamanivarmma.

Kemudian, Sriwijaya di sebut sebagai bagian dari Dinasti Chola. Yang merupakan Kulothunga Chola I sebagai Raja San-fo-ts’I pada tahun 1709 M yang berperan membantu perbaikan candi yang berada di dekat Kanton.

Perdagangan Kerajaan Sriwijaya

Dari dunia perdagangan, Kerajaan Sriwijaya juga menguasai dan mengendalikan jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yaitu dengan menguasai Selat Sunda dan Selat Malaka.

Sriwijaya juga mempunyai macam-macam komoditi untuk dijual kepada para pedagang yang meliputi timah, pala, kapulaga, kayu gaharu, emas, cengkeh, gading, kapur barus dan lain-lain. Bahkan, macam-macam komoditi di perlukan oleh para pedagang.

Sudah tidak di ragukan lagi kalau Kerajaan Sriwijaya mempunyai kekayaan yang sangat luas. Bahkan kekayaan yang di punyai Kerajaan Sriwijaya mampu membeli kesetiaan sebagian vassal-vassal yang berada di wilayah Asia Tenggara.

Pada saat abad ke 10, yaitu naik nya Dinasti Song dan turun nya Dinasti Tang, perdagangan yang berada di luar negeri bahkan cukup ramai. Negara dan kerajaan kaya yang meliputi Kerajaan Nan Han, Fujian, Kerajaan Min dan Negeri Guangdong juga terdapat pengaruh yang besar. Di karena kan keadaan yang bisa membuat Kerajaan Sriwijaya sangat meraih keuntungan yang tinggi dari perdagangan tersebut.

Struktur Pemerintahan Kerajaan Sriwijaya

Struktur pemerintahan dari Kerajaan Sriwijaya terdapat pada Prasasti yang ditemukan. Di mana Prasasti-Prasasti yang terkandung macam-macam informasi tentang mandala, kadatun, samaryyada, vanua beserta bhumi.

Kadatun berarti kawasan datu (tempat tinggal), yang di mana terdapat tempat mas di simpan beserta hasil cukai (drawy) sebagai wilayah yang di jaga dengan benar. Kadatun di sekelilingi oleh vanua yang di anggap sebagai daerah Kota Sriwijaya. Yang terdapat vihara dan di gunakan untuk tempat beribadah.

Kadatun dan Vanua ialah sebuah daerah inti dari bagian Kerajaan Sriwijaya. Namun samaryyada merupakan sebuah daerah yang berhadapan dengan vanua dan di hubungkan dengan sebuah jalan khusus (Samaryyada-patha) yang di sebut sebagai kawasan pedalaman.

Mandala ialah sebuah kawasan yang berdiri dari bumi tapi harus mendapat kontrol dari kekuasaan yang berada di kesatuan Sriwijaya.  Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai penguasa dengan Dapunta Hyang atau Maharaja .

Kemudian silsilah raja terdapat urutan yang meliputi Pratiyuvaraja, Rajakumara serta Yuvaraja. Macam-macam susunan pemerintahan beserta jabatan yang sudah ada pada kerajaan tercantum dalam Prasasti Telaga Batu.

Universitas Sriwijaya yakni Universitas yang berdiri pada tahun 1960 dengan nama berdasarkan kedatuan Sriwijaya. Selain itu, terdapat juga Sriwijaya Air (maskapai penerbangan), Kodam II Sriwijaya (Unit Komando Militer), Sriwijaya Post (surat kabar harian di Palembang), dan lain-lain.

Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Pada masa kekuasaan Raja Balaputradewa, Kerajaan melakukan hubungan baik dengan Kerajaan India. Kemudian mengirimkan pendeta untuk ke India sebagai di tanda tangani nya hubungan baik dengan Kerajaan, yang bertujuan untuk membangun biara bagi pendeta Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan dan pengembangan Agama Buddha di wilayah Asia Tenggara. Lokasi yang strategis membuat rute jalur laut di gunakan sebagai pemasukan ekonomi, di mana setiap kapal yang melewati nya terkena biaya bea cukai.

Masa Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

  • Serangan pada tahun 1023 dan 1030, yang berhasil menawan Raja Kerajaan Sriwijaya
  • Datang nya Kerajaan Islam Baru yakni Samudra Pasai, yang membuat Kerajaan Sriwijaya melemah.
  • Melemah nya Sriwijaya yang di akibatkan oleh ekspedisi besar-besaran ke Semenanjung Malaya yang di lakukan Raja Kertanegara.
  • Serangan dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1477, mengakibatkan Kerajaan Sriwijaya Tunduk.

Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Berikut ini adalah peninggalan peninggalan kerajaan sriwijaya berupa candi atau prasasti. Apa saja itu? langsung saja simak ulasannya di bawah ini.

1. Candi Muara Takus

Candi Muara Takus
Candi Muara Takus

Candi Muara Takus ialah candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Yang berlokasi di Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau dan candi dengan corak Budha di Riau, berdiri nya bangunan ini terdiri dari candi sulung, candi bungsu, mahligai stupa, dan palangka. Candi ini juga di sebut sebagai peninggalan dunia pada tahun 2009 oleh UNESCO.

2. Candi Muaro Jambi

Candi Muaro Jambi
Candi Muaro Jambi

Candi Muaro Jambi di dirikan pada abad ke 11 dan berlokasi di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, provinsi Jambi terletak di tepi sungai Batang Hari. Candi yang memiliki lebar terluas di Indonesia hingga sampai Asia Tenggara, yang berjumlah lebar 3981 hektar. Candi ini juga di sebut sebagai peninggalan dunia pada tahun 2009 oleh UNESCO.

3. Candi Biaro Bahal

Candi Biaro Bahal
Candi Biaro Bahal

Candi Biaro Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, provinsi Sumatera Utara. Candi ini di dirikan pada abad ke-11 dengan struktur bata merah. Candi ini berada di antara candi di sebut candi Bahal I, candi Bahal II dan lainnya.

4. Candi Kota Kapur

Candi Kota Kapur ialah candi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang besar, dan berpengaruh sangat erat dengan prasasti Kota Kapur. Di bagian bangunan candi ini bertujuan untuk terhindar dari gangguan kapal-kapal perompak yang melewati daerah yang sering melaksanakan penyerangan.

5. Gapura Sriwijaya

Gapura Sriwijaya ialah peninggalan kerajaan Sriwijaya dalam bentuk gapura. Bentuk gapura terdapat di Dusun Rimba, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan yang terdiri dari sembilan bagian gapura. Gapura ini pernah roboh saat terjadi nya gempat, erosi dan gejala alam sebagainya, akan tetapi keadaannya akan di kenal oleh masyarakat sekitar.

6. Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur berlokasi di Pulau Bangka bagian barat yang tertulis menggunakan bahasa Melayu Kuno beserta aksara Pallawa. Di temukan pada tahun 686 M. Kata nya, isi prasasti ini di sebut sebagai keinginan dari rakyat kerajaan Sriwijaya.

7. Prasasti Ligor

Prasasti Ligor merupakan prasasti peninggalan Sriwijaya. Yang berlokasi Nakhon Si Thammarat di bagian Selatan Thailand. Prasasti Ligor sudah ada pada tahun 775 M. Prasasti ini mempunyai dua sisi, yang diberi nama sisi A dan sisi B.

8. Prasasti Palas Pasemah

Prasasti Palas Pasemah berada di Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan. prasasti ini menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa yang tersusun dalam 13 baris kalimat. Prasasti ini berada pada abad ke 7 yang di maksud dengan kutukan terhadap orang yang tidak patuh pada kekuasaan Sriwijaya.

9. Prasasti Hujung Langit

Prasasti Hujung Langit merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Yang berlokasi di Desa Haur Kuning, provinsi Lampung. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Kuno dan aksara Pallawa. Prasasti ini berisikan tentang Hujung Langit merupakan pemberian tanah Sima yang berdiri pada tahun 997 M.

10. Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu terdapat kolam Telaga Biru, Kelurahan 3 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, Palembang. Prasasti Telaga Batu berisikan kutukan terhadap orang yang bersikap tidak baik. Di daerah Prasasti Telaga Batu juga terdapat Prasasti Telaga Batu 2 yang berisikan tentang keadaan sebuah vihara.

11. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit berada di kota Palembang, yakni ibu kota dari kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini di dirikan tahun 683 M yang berisikan mengenai Dapunta Hyang yang mampu memakmurkan rakyat. Raja Dapunta Hyang di sebut sebagai raja yang baik dan menyayangi warga nya yang makmur pada waktu tersebut.

12. Prasasti Talang Tuwo

Peninggalan kerajaan Sriwijaya ialah Prasasti Talang Tuwo. Penemuan prasasti ini berada di kaki Bukit Seguntang di daerah tepian utara Sungai Musi. Yang berisikan tentang doa-doa dedikasi dan menunjukkan berkembangnya agama Buddha pada waktu Sriwijaya.

13. Prasasti Leiden

Prasasti Leiden ialah peninggalan Sriwijaya yang tertulis menggunakan bahasa Sansakerta dan Tamil. Berisikan hubungan baik antara dinasti Chola yang berasal dari Tamil dengan dinasti Sailendra yang berasal dari Sriwijaya, India Selatan.

14. Prasasti Amoghapasha

Prasasti Amoghapasha ialah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berada di daerah Jambi. Yang berdiri pada tahun 1286 M. Prasasti Amoghapasha berisikan sebuah penyerahan hadiah dari raja Kartanegara untuk raja Suwarnabhumi.

15. Prasasti Bukit Siguntang

Prasasti Bukit Siguntang ialah peninggalan kerajaan Sriwijaya yang berada di pemakaman para raja Sriwijaya. Yang berisikan peperangan yang memakan banyak korban jiwa.

16. Prasasti Karang Birahi

Prasasti Karang Birahi ini berada di daerah Karang Berahi, provinsi Jambi. Dan berdiri pada tahun 868 M. Prasasti Karang Birahi merupakan doa-doa terhadap dewa dari rakyat Sriwijaya untuk memberikan hukuman kepada orang yang melakukan keburukan.

Demikianlah pembahasan kami mengenai materi Peninggalan Peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Baca juga artikel kami lain nya mengenai Peninggalan Sejarah Kerajaan. Terima kasih sudah membaca dan mengunjungi kami semoga bermanfaat.

Artikel lainnya: