Maf’ul Liajlih

Posted on

Apa itu Maful liajlih? – Maf’ul liajlih / maf’ul lah merupakan isim mashdar yang di baca manshub (khobar mubtada’ yang dimasuki oleh kaana / saudaranya) untuk menujukkan penyebab terjadinya suatu perbuatan.

Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai Maful Liajlih ini, silakan simak penjelasan kami di bawah ini mulai dari pengertian, ketentuan, dan contoh dari maf’ul liajlih :

Maful Liajlih

Pengertian Maf’ul Liajlih

Maf’ul liajlih merupakan Isim yang dibaca nashab yang bermanfaat atau disebutkan guna menyatakan sebab / motif terjadinya suatu perbuatan.

Sedikit penjelasan, setiap apapun yang dilakukan oleh manusia atau bahkan hewan tentunya memiliki suatu alasan / sebab / motivasi yang mendorongnya untuk melakukan hal / pekerjaan tersebut.

Misalnya, seseorang ingin mendatangi majlis ilmu, lalu ketika orang itu di tanya, dengan pertanyaan seperti ; “apa alasannya?, untuk apa?, kenapa?”, sudah tentu orang tersebut memiliki alasan, motivasi, ataupun sebab sehingga ia ingin mendatangi majelis ilmu.

Adapun contoh sebabnya seperti ” Aku mendatangi Majelis ilmu, karena ingin mendapat tambahan ilmu“. Nah, inilah yang di maksud dengan maf’ul liajlih. Adapun contoh lainnya di bawah ini.

Contoh Maf’ul Liajlih

  • ضَرَبْتُ الْوَلَدَ تَأْدِيْبًا لَهُ
    ( Aku memukul anak tersebut karena bermaksud untuk mendidiknya)
  • أذهَبُ إِلَى الْمَدْرَسَةِ رَغْبَةً فِيْ الْعِلْمِ
    ( Aku berangkat ke sekolah sebab mencintai Ilmu)
  • أكَلْتُ الطَعَامَ جَوْعًا
    (Aku memakan makanan karena lapar)
  • رَجَعْتُ إِلَى البَيْتِ شَوْقًا لِلْأسْرَةِ
    (Aku pulang ke rumah karena rindu dengan keluarga)
  • جَلَسْتُ عَلَى الكُرْسِيِّ تَعْبًا
    (Aku duduk di atas kursi karena lelah)

Adapun hal yang menjadi sebab, alasan atau motivasi seperti ‘lelah’, ‘rindu’, ‘lapar’, ‘mencinati ilmu’, dan ‘mendidik’ seperti contoh di atas yakni menjadi maf’ul li ajlih, untuk hukumnya yakni nashob dan sebagai tanda nashob nya sendiri adalah fathah.

Contoh lainnya, kalimat yang biasa menjadi maf’ul li ajlih yakni sebagai berikut :

إِكْرَامًا (sebab hormat)حَسَدًا (karena iri)فَرْحًا (karena senang)
حيَاءً (karena malu)حُبًّا (karena cinta)تَعْبًا (karena lelah)
حُزْنًا (karena sedih)بُغْضًا ( sebab  marah)شُكْرًا (karena bersyukur)
رَحْمَةً (karena sayang)إِيْمَانًا (karena beriman)غَضْبًا (karena marah)
خَوْفًا (karena takut)شَفَقَةً (sebab kasihan)رَغْبَةً (karena cinta)

Penjelasan :

Hukum Maf’ul li Ajlih sebenarnya dibaca Nashob, tetapi bisa di Jarr dengan huruf  Lam (ل) dan juga ada kalanya Maf’ul li Ajlih tidak sama sekali menduduki sebagai ma’ful liajlih, akan tetapi menjadi Jarr-Majrur dan memiliki hubungan (ta’aluq) dengan kata sebelumnya.

Contoh:

أَعْطَيْتُ الْفَقِيْرَ طَعَامًا لِشَفَقَتِهِ
(Saya memberi makanan kepada orang fakir tersebut sebab kasihan kepadanya)

Coba kalian perhatikan kalimat tersebut pada kata ‘لِشَفَقَتِهِ‘, yang mana kata tersebut sebetulnya menjadi ma’ful liajlih, namun disini kalimat tersebut dibaca jar karena pada kata tersebut terdapat huruf lam ‘لِ‘, dengan diawali huruf lam (huruf jar) maka kata tersebut ada hubungan dengan kata yang sebelumnya, perhatikan : ‘saya memberi orang fakir tersebut makanan’ ini menjadi kalimat pertamanya, karena dimasuki huruf jar yang terdapat pada kata ‘لِشَفَقَتِهِ‘ maka jar-majrur tersebut memiliki hubungan, yang kemudian diterjemahkan dengan kalimat ‘sebab kasihan kepadanya’.

Syarat atau Ketentuan Maf’ul Li Ajlih

Setelah kita mengetahui pengertian dan contoh dari maful min liajlih, berikut ini yang penting kita pelajari juga yakni mengenai ketentuan-ketentuan dari Maf’ul Li Ajlih, sebagai berikut ;

1. Maf’ul Li ajlih harus selalu memakai Mashdar
Contoh ;

  • إِكْرَامًا (sebab hormat)
  • حُزْنًا (karena sedih)
  • خَوْفًا (karena takut)
  • حُبًّا (karena cinta)
  • تَاْدِيْبًا ( sebab  mendidik)
  • شَفَقَةً (sebab kasihan)
  • تَعْبًا (karena lelah)
  • غَضْبًا (karena marah)

2. Maf’ul Li Ajlih harus terdiri dari perbuatan / tindakan yang berhubungan dengan hati dan dinamakan ;

  • أَفْعَالُ الْقَلْب ,تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا, طَعَامًا

Penjelasan;
contoh kalimat di atas merupakan suatu tindakan yang ada sangkutannya dengan hati.

3. Untuk menggali Maf’ul Li Ajlih kita bisa menggunakan kata tanya yakni ‘mengapa?’ / ‘kenapa?’

  • تَأْدِيْبًا , رَغْبَةً , إِيْمَانًا, حُبًّا طَعَامًا

Penjelasan ;
kata-kata seperti tersebut di atas merupakan jawaban dari pertanyaan “kenapa? / mengapa?”, atau adanya hubungan sebab-akibat dari dari suatu pekerjaan, tindakan atau perbuatan.

Contoh lain dari maf’ul liajlih yang memenuhi syarat tersebut yakni sebagai berikut :

  • قَامَ زَيْدٌ إجْلاَلاً لِعَمْرٍو
    “Zaed berdiri karena memuliakan Amr”
  • َقَصَدْتُكَ ابْتِغَاءَ مَعْرُوْفِك
    “Aku mengunjungimu karena mengharap kebaikanmu”

Kata ابْتِغَاءَ & إجْلاَلاً merupakan mashdar (kata dasar) dari fi’il mudlo’af أَجَلَّ dan fi’il naqish (ابْتَغَى) yang mana keduanya ini ialah bentuk dari pekerjaan hati, bersamaan dengan adanya pelaku dan juga waktu pekerjaan tersebut قَامَ dan قَصَدَ serta adanya penjelasan mengenai alasan قَامَ nya Zaed dan قَصَدْتُ. Maka dengan demikian, mashdar / akata dasar tersebut haruslah beri’rob nashab sebagai maf’ul li ajlih/maf’ul min ajlih/maf’ul lahu.

Demikianlah penjelasan kami mengenai maful liajlih yang terdapat dalam ilmu nahwu shorof. Semoga dengan adanya artikel ini bisa bermanfaat untuk kalian yang sedang mempelajarinya. Terima kasih telah berkunjung. Assalamualaikum wr wb.

Artikel Lainnya :