Arti Syafakillah dan Syafakallah

Posted on

Apa arti Syafakillah dan Syafakallah? Bagaimana Cara Membalas/ Menjawabnya? Untuk itu simaklah penjelasan kami mengenai Materi Makalah Arti Syafakillah, Syafakallah, Syafahallah dan Cara Menjawab beserta Keterangan lainnya lengkap di bawah ini.

Arti Syafakillah
Arti Syafakillah

Arti Syafakillah dan Syafakallah

Arti Syafakillah
Arti Syafakillah

Syafakillah dan Syafakallah merupakan ucapan yang sering kali di ucapkan ketika seseorang mendengar kabar ada saudara, kerabat atau yang lainnya yang sedang mengalami sakit atau ketika sedang menjumpai/menjenguk orang yang sedang sakit.

Lalu apa arti Syafakillah dan syafakallah? Sebenarnya keduanya memiliki arti sama, yaitu semoga Allah menyembuhkanmu, adapun perbedaannya terletak pada cara penggunaannya.

Yang mana Syafakillah (Bahasa arab ; شفاك الله ) di ucapkan apabila yang sedang sakit tersebut adalah perempuan.

Sedangkan Syafakallah (Bahasa arab ; شفاك الله ), diucapkan apabila yang sedang sakit tersebut adalah laki-laki.

Penggunaan Kata ‘Syafakillah’ Sesuai Tata Bahasa

  1. Syafakillah ( شفاك الله )
    Artinya : Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan kepada engkau (Lelaki).
  2. Syafakallah ( شفاك الله )
    Artinya : Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan kepadamu (perempuan).
  3. Syafakumullah ( شفاكم الله )
    Artinya : Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan ke kalian (Lelaki).
  4. Syafahullah ( شفاه الله )
    Artinya : Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan kepadanya (Lelaki).
  5. Syafahallah ( شفاها الله )
    Artinya : Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan kepadanya (perempuan).
  6. Syafahumullah ( شفاهم الله )
    Artinya : Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan ke mereka (Lelaki).
  7. Syafahunnallah ( شفاهن الله )
    Artinya : Semoga Allah SWT memberikan kesembuhan ke mereka (wanita).

Cara Menjawab Ucapan Syafakillah

Mungkin awalnya kita bingung menjawab ucapan “Syafakillah/Syafakallah” karena belum mengetahui artinya, karena saat ini kita sudah tahu arti syafakillah, maka kita bisa langsung menjawab ucapan tersebut dengan mengucapkan “terima kasih atau mengaminkan doa tersebut”.

Nah, apabila kita ingin membalas dengan bahasa arab, maka jawablah dengan mengucapkan “Syukran” yang artinya adalah terima kasih.

Atau kita bisa menjawabnya atau membalasan ucapan tersebut dengan mengucapkan “Jazakallahu Khairan” yang artinya Semoga Allah membalas engkau dengan kebaikan.

Tapi, jangan lupa untuk mengucapkan “Aamiin” terlebih dahulu, karena kata Syafakillah tersebut adalah do’a, yang mesti di sambut dengan mengucapkan Aamiin.

Namun, sebenarnya kami belum menemukan sebuah riwayat yang mengenai penggunaan kata ‘Syafakillah’ di masa Rasulullah SAW. Pada masa Rasulullah SAW beliau mengajarkan do’a- do’a apabila kita menjumpai atau menjenguk orang sakit .

Berikut ini salah satu contoh doa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang diajarkan pada zaman beliau.

Baca Juga : Arti Syafahullah dan Syafahallah

Doa Menjenguk Orang Sakit

Nah, menyambung penjelasan di atas. Ketika menjenguk orang sakit Rasulullah SAW mengajarkan beberapa do’a kepada kita yakni mendoakan kesembuhan kepada orang yang sedang tertimpa penyakit tersebut. Di bawah ini adalah do’a yang di contohkan oleh Rasulullah SAW :

Apabila beliau menziarahi orang yang sedang sakit, beliau berkata, ‘laa ba’-sa thahurun insya Allah (tidak mengapa semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, In sya Allah.” [HR. Al-Bukhari no. 5656]

Baca : Syafakillah Thohurun Insya Allah

Doa Menjenguk Orang Sakit :

Allahum-ma Robban-nas, Adz-Hibil Basa Isyfi Antasy Syafi La Syifa’a Illa Syifa’uka Syifa’an La Yughadiru Saqoman.

Artinya ; “Ya Allah Tuhan seluruh manusia, hilangkan penyakitnya, sembuhkanlah dia, Engkaulah yang hanya dapat menyembuhkannya, tidak akan ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi” [HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no.2191]

Keutamaan Menjenguk Orang Sakit

Sebagai sesama manusia, terlebih lagi sebagai sesama Muslim, ketika seseorang diantaranya sedang mengalami musibah, dalam hal ini ditimpa suatu penyakit. Maka kewajiban kita adalah menjenguk orang tersebut. Baik ia yang sedang ditimpa penyakit ringan terlebih lagi penyakit berat.

Menjenguk orang sakit adalah hak antara seorang muslim dengan saudara muslim yang lain yang mesti ditunaikan. Sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

Hadist :

Dari Abu Hurairah Radhiallahu Anhu, berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Hak seorang muslim kepada muslim lainnya ada enam.” Dikatakan, ‘Apa saja wahai Rasulullah?’. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Apabila berjumpa dengannya, maka ucapkan salam, apabila ia mengundang mu, maka penuhilah undangan nya, apabila ia menginginkan nasihatmu, maka berilah ia nasihat, apabila ia bersin dan ia memuji Allah, maka doa kanlah, apabila ia sedang sakit, maka jenguklah, dan apabila ia meninggal dunia, maka ikutlah ke pemakaman nya.” (H.R. Muslim)

Rasulullah SAW juga menuntun umatnya, bagaimana semestinya seorang Muslim dalam menyikapi ketika mendapati saudaranya ketika ditimpa rasa sakit.

Disinilah peluang Ibadah, ada pahala yang sangat besar yang dijanjikan kepada mereka yang menjenguk saudaranya (sesama manusia) yang sedang sakit. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam beberapa hadits berikt ini :

Hadits Pertama :

Sesungguhnya seorang muslim apabila menjenguk saudaranya sesama muslim maka ia terus menerus berada di khurfatil jannah (taman buah surga) hingga ia pulang (kembali).” (HR. Muslim no. 6498). 

Hadits Kedua :

Tidaklah seseorang muslim menziarahi muslim yang lain di pagi hari melainkan 70.000 malaikat akan bershalawat atasnya (memintakan ampunan untuknya) hingga ia di sore hari. Dan jika ia menziarahi pada sore hari maka 70.000 malaikat Allah akan bershalawat atasnya (memintakan ampunan untuknya) hingga di pagi hari. Dan ia memiliki buah-buahan yang ia petik di dalam surga“.(HR. At-Tirmidzi no. 969)

Adab Menjenguk Orang Sakit

Ada beberapa adab yang mesti diperhatikan seseorang apabila hendak menjenguk / menziarahi orang sakit, sebagaimana disebutkan Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin, yaitu di antaranya :

1. Ia melakukan amalan tersebut (menjenguk orang sakit) dengan niat menjalankan perintah Rasulullah SAW .

2. Ia meniatkan untuk berbuat baik terhadap saudaranya dengan menjenguknya, karena seorang yang sedang sakit apabila ia dijenguk oleh saudaranya, maka ia akan merasa senang serta menjadi lapang hatinya.

3. Ia gunakan kesempatan menjenguk tersebut untuk memberikan nasihat atau suatu arahan kepada yang ia jenguk dalam perkara yang bermanfaat, seperti menyuruhnya untuk bertaubat kepada Allah SWT, istighfar, dan menyelesaikan hak-hak orang yang lain yang belum ia penuhi.

4. Ada kemungkinan orang yang sedang sakit tersebut memiliki permasalahan mengenai bagaimana tata cara thaharah atau shalat selama sakitnya dan sebagainya, maka bila “si penjenguk” mempunyai ilmu tentangnya hendaknya ia mengajarkan kepada “si sakit”.

5. “Si penjenguk” melihat mana yang maslahat bagi “si sakit”, apakah dengan ia berlama-lama berada di sisi si sakit atau cukup hanya sebentar saja.

Jika ia melihat “si sakit” senang, atau terlihat gembira dan juga menyukai bila ia berlama-lama di tempat tersebut, maka ia pun menahan dirinya lebih lama di sisi orang yang sedang sakit tersebut, dengan tujuan membagi kebahagiaan kepada saudaranya itu tadi.

Akan tetapi jika ia melihat yang sebaliknya, maka hendaklah ia tidak berlama-lama di tempat tersebut.

6. Hendaknya ia mengingat nikmat Allah SWT berupa kesehatan yang ia bisa dinikmatinya, karena pada umumnya seseorang tidak mengetahui kadar nikmat Allah kepadanya kecuali jika ia melihat orang yang ditimpa berupa kehilangan nikmat tersebut (sakit).

Maka, dengan nikmat tersebut, ia memuji Allah SWT dan memohon agar Allah SWT melanggengkan nya. (Syarhu Riyadhish Shalihin, hal. 55-56)

CATATAN : Untuk wanita tidak berbeda dengan lelaki dalam pensyariatan menjenguk ini. Maksudnya, wanita juga boleh-boleh saja jika ingin atau menjenguk orang sakit. Tentunya wanita tersebut keluar dari rumahnya dengan tujuan menjenguk orang sakit sekaligus memerhatikan adab-adab syar’i, seperti :

  1. Menutup aurat,
  2. Tidak menggunakan wewangian (yang mengundang syahwat)
  3. Menjaga rasa malu,
  4. Menjaga diri dari timbulnya fitnah, dan lain sebagainya.

Demikianlah pembahasan kami mengenai Arti Syafakillah dan Syafakallah. Baca juga artikel kami yang lain masih berkaitan dengan Materi atau pembahasan tentang pelajaran agama di bawah ini. Semoga bermanfaat.

Artikel Lainnya :